PERJUANGAN DITERIMA KAMPUS NEGERI MESKI GAGAL MASUK NEGERI SEJAK SD
PERJUANGAN DITERIMA KAMPUS NEGERI MESKI GAGAL MASUK NEGERI SEJAK SD
Jujur ya, dari dulu aku tuh kayak gak pernah jodoh sama yang namanya sekolah negeri wkwkwk.
Waktu SD? Swasta. Ya memang sih, kalau jenjang pendidikan yang satu ini memang atas kemauan orang tua dan masuk ke SD negeri kan ngga ada jalur seleksi, sebenarnya bisa aja aku masuk ke SD negeri kalau diizinkan orang tua mweheheh. Karena saat itu orang tua aku menilai bahwa SD negeri itu kurang begitu bagus pengajar dan sistem ajarnya, entahlah bagaimana, tapi ini pendapat orang tua aku.
Waktu SMP? Swasta lagi bos! Hidup swasta! Tapi tunggu dulu, aku ngga langsung didaftarkan begitu saja ke swasta, ada lika-liku perjuangan yang dijalani untuk masuk SMP negeri. Nah di sini pertama kali orang tua aku berjuang masukin aku ke sekolah negeri.
Demikian ceritanya, waktu itu udah masanya seleksi PPDB SMP, semua pada sibuk mengurus segala hal yang dibutuhkan supaya bisa masuk ke sekolah tujuan mereka. Nah, tapi saat itu pemikiran ku masih kanak-kanak, santai, cuek, ga terlalu sibuk mikirin sebagaimana ribetnya seleksi PPDB SMP ini. Turu dulu gak sih bos!? Wahaha saking santainya sampai-sampai orang tua aku marahin aku yang asyik bermain Youtube di ponsel ku, bukannya mikirin gimana PPDB SMP nanti, malah sibuk nontonin castnya para aktor dan aktris Marvel wakakaka.
Pada saat itu kan PPDB SMP memiliki jalur seleksi. Asli, aku pada saat itu gatau cara kerja tiap jalur seleksi yang ada. Ada tiga jalur seleksi saat itu, yakni zonasi, prestasi, dan afirmasi. Nah, orang tua aku masukin aku ke jalur zonasi, di mana jalur zonasi adalah jalur yang memakai indeks jarak rumah dari sekolah. Semakin dekat jarak rumah ke sekolah yang dituju, semakin besar peluang masuknya.
Ternyata oh ternyata, aku dinyatakan tidak lulus. Aku kalah di perangkingan zonasi. Jarak rumah ku dari sekolah itu hanya 2,2 km loh berdasarkan Google Maps! Entahlah, aku tak tahu mengapa hal itu terjadi, entah populasi anak-anak yang seangkatan dengan ku di daerah itu terhitung banyak atau memang banyak dari mereka yang sudah memikirkan strategi jalur itu sejak lama, makanya mereka memindahkan alamat kartu keluarga mereka supaya terdaftar di sekolah itu. Membingungkan.
Aku juga menyesal tidak mendaftar jalur prestasi sebelumnya, padahal nilai ku tergolong tinggi rata-ratanya di surat keterangan hasil ujian nasional ku. Aku tidak tahu kalau jalur prestasi itu ada, aku menyesal ketika menganggap itu sepele, Mama ku sampai sedih ketika aku dinyatakan tidak lulus, tapi ya begitulah, hidup terus berjalan, aku langsung didaftarkan ke SMP swasta.
3 tahun berlalu, tibalah saatnya aku lulus SMP menuju SMA. Aku bertekad mau masuk SMA negeri. Di sinilah aku pertama kalinya antusias dan niat ku besar untuk masuk ke sekolah negeri, berjanji tidak mau melihat orang tua ku kecewa lagi seperti saat aku daftar ke SMP negeri.
Aku sibuk mengumpulkan informasi dan setiap berkas yang diwajibkan. Setiap jam aku terus memantau situs online PPDB SMA, sibuk bolak-balik fotokopi dan print segala berkas, pergi ke dinas ini itu, ke sekolah melegalisir berkas, menemui panitia PPDB ke SMA negeri satu dengan yang lainnya, hadeh pusing banget dah, habis tenaga dan bensin wakaka.
Singkat cerita selama pendaftaran, di SMAN 5 berkas ku dianggap tidak valid sehingga tidak diperbolehkan mendaftar jalur prestasi di sana. Karena hal itu, aku dan Mamaku pergi ke SMAN 21, nah di SMA itu aku dan Mamaku ditipu oleh orang panitia PPDB SMA nya yang mengatakan bahwa di SMA nya tidak ada jalur prestasi. Aku dan Mamaku yang tidak punya pengalaman mendaftar malah percaya dengan hal itu, hingga suatu saat aku menemukan teman sekelasku diterima di sekolah itu melalui jalur prestasi, padahal, maaf, nilai dia berada di bawah ku. Jujur sih sakit hati wkwk. Ya jadinya aku daftar jalur zonasi di SMAN 21 ini dan pergi mendaftar jalur prestasi di SMAN 13. Namun, kedua sekolah ini menyatakan aku tidak lulus.
Hahah, aku lagi-lagi mendaftar ke swasta, SMA swasta yang aku daftarkan ini pun satu sekolah dengan SMP swasta ku dulu, alias aku akan berada di sekolah itu selama 6 tahun atau 2 jenjang wkwk.
Tiba waktu SMA kelas 12, aku sudah memantapkan pilihan ku untuk melanjutkan pendidikanku ke jenjang perguruan tinggi. Aku sudah berjuang selama 3 tahun SMA untuk memantapkan nilai ku sehingga aku masuk ke peringkat 3 eligible pada saat itu. Aku juga mengikuti bimbingan belajar selama 2 tahun dan memantapkan kemampuan ku di jalur UTBK dan jalur seleksi mandiri sebagai cadangan bila aku tidak lulus di jalus prestasi atau SNBP sebutannya.
Aku mendaftar jalur SNBP, 2 pilihan, 1 jenis jurusan. Lagi-lagi tidak lolos.
Aku takut, cemas, panik, perasaanku sudah tidak karuan lagi, aku sudah trauma melihat kata dinyatakan tidak lolos itu. Namun, aku tidak mau menyerah, aku akan tetap berjuang, masih ada jalur lain, yakni SNBT / UTBK dan mandiri. Aku rela belajar sampai jam 11 malam, memotong waktuku dengan pacarku, dan menolak ajakan semua orang, sampai-sampai di saat keluarga ku pergi jalan-jalan ke kampung, aku memutuskan tidak mau ikut huahaha (kesepian di rumah plis).
Tiba saatnya aku ujian UTBK, aku sudah merasa mantap, try out atau latihan simulasi yang aku jalani selama belajar UTBK selalu bernilai bagus huahaha. Aku juga memilih 3 kampus, yang pertama ITB, kedua ITERA, ketiga IPB. Jujur sih dari ketiga pilihan ini tidak ada satupun yang membuatku tenang, jurusan dan kampus yang aku pilih bukan main-main atau asal pencet, peminatnya ribuan, apalagi jurusan yang aku pilih jurusan favorit awokwokwok.
Selama mengerjakan ujian, tiba-tiba saat melihat soal, BLANK! Otak ku panik, tidak karuan, ditambah pengawas yang selalu datang ke mejaku (mungkin karena aku peserta termuda di situ apa ya? Haha soalnya aku seharusnya masih kelas 11 malah sudah dihadapkan dengan ujian kelulusan, aku yang termuda di angkatan ku soalnya), tapi ya begitulah aku tetap mengerjakan semuanya dengan hati-hati walau ada beberapa mata pelajaran dari 7 mapel tes yang nembak jawabannya huahaha, dikejar waktu plis.
Jujur ya, selama menunggu pengumuman hati aku pun tak tenang karena rasa trauma yang masih melekat di hati huhuhu. Tapi aku masih punya orang tua dan pasangan yang selalu meyakinkan aku kalo aku tuh lulus, bahkan teman-teman ku pun pada optimis aku lulus.
Tiba waktu pengumuman hasil ujian, terteralah kalimat
SELAMAT ANDA DINYATAKAN LOLOS SELEKSI SNBT 2025
Aku kaget, syok, ga percaya, nangis kencang, asli nangis ku melebihi ketika aku ga lulus. Puji Tuhan, Tuhan ternyata sudah merencanakan hasil yang terbaik dari setiap usaha ku. Dan sekarang, aku ga perlu takut lagi, tinggal menjalani perkuliahan ku dengan sungguh-sungguh, perjalanan ku masih panjang.
Jadi ya begitulah ya, sekolah swasta bertahun-tahun tidak menjamin tidak atau bakal nya masuk ke kampus impian. Terus kejar mimpi dengan sungguh-sungguh, jangan sepele atau main-main, karena sekali blunder, nanti bisa berdampak buruk. Tetap berdoa, tetap berusaha, dan tetap semangat!


Komentar
Posting Komentar